Abstract
Aceh merupakan salah satu provinsi yang terletak paling ujung barat dari wilayah Indonesia. Letak geografis Aceh yang strategis terletak di tepi selat malaka sehingga berdasarkan catatan sejarah Aceh merupakan daerah pertama yang menerima syiar islam di Indonesia kemudian yang berkembang di Asia Tenggara (Sufi et al., 2004). Pada tahun 2022 Provinsi Aceh terdiri atas 18 Kabupaten dan 5 kota, 290 kecamatan, 6.515 gampong atau desa (BPS Provinsi Aceh, 2023). Perkembangan kegiatan agama islam yang pesat di Aceh membuat Aceh dikenal dengan sebutan “Seuramo Mekkah” (Serambi Mekkah) pada masa pemerintahan Kerajaan Aceh dibawah Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Aceh pula dikenal dengan julukan “Daerah Modal” yang diberikan oleh Presiden pertama Indonesia.
Meunasah merupakan istilah dari Aceh dan telah dikenal sejak lama, namun tidak terhadapat catatan lengkap sejak kapan istilah tersebut digunakan oleh orang Aceh. Meunasah juga memiliki sebutan beunasah, beulasah, manasah, meurasah. Meunasah berasah dari kata madrasah (bahasa arab), kemudian menjadi meunasah karena dialeh orang Aceh yang sulit untuk menyebutkan istilah bahasa Arab (Anam, 2017). Hal tersebut dapat pula dimengerti karena salah satu kegiatan pendidikan yang terjadi di meunasah.
Metadata
Item Type: | Monograph (Other) |
---|---|
Creators: | Creators Email / ID Num. Ulya, Syahril 07201163005 |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > Cross-cultural studies G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology > Culture and cultural processes. Cultural awareness H Social Sciences > HM Sociology > Culture |
Divisions: | Universiti Teknologi MARA, Kelantan > Machang Campus > Faculty of Information Management |
Related URLs: | |
Keywords: | Meunasah, Aceh, Indonesia, adat, budaya |
Date: | 4 July 2023 |
URI: | https://ir.uitm.edu.my/id/eprint/80901 |