Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana para penguasa dan masyarakat Palembang dalam menjalankan agama Islam pada masa Kesultanan Palembang. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari adanya tulisan-tulisan miring yang banyak terdapat dalam arsip dan jurnal kolonial yang menyebutkan bahwa Islam di kesultanan ini tidak dijalankan sesuai dengan ketentuan agama tersebut, dan penduduknya masih banyak menganut kepercayaan lama. Berbeda dengan etnis pendatang yang berasal dari Arab, yang teguh menjalankan agama Islam. Dari penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa pandangan sepihak dari para kolonialis tidak terlepas dari kekurangpahaman mereka terhadap kondisi sesungguhnya dari penguasa dan penduduk setempat. Umumnya mereka hanya tinggal di ibu kota Palembang, sehingga tidak mengetahui denyut pelaksanaan ajaran Islam di pedalaman (uluan). Pandangan negatif tersebut tidak terlepas dari pandangan selintas (selayang pandang) atas kondisi penduduk Palembang pada waktu itu, tanpa terjun langsung dalam perikehidupan masyarakat dalam jangka waktu cukup lama, serta kekurangpahaman bahasa-budaya setempat. Fakta yang ada menunjukkan bahwa pascaruntuhnya Kesultanan Aceh yang juga menjadi pusat pengembangan Islam, posisi tersebut disambut oleh Palembang dan Banjar pada pertengahan abad XVIII hingga pertengahan abad XIX. Palembang banyak melahirkan ulama-ulama yang tidak saja masyhur di Palembang, juga di Nusantara bahkan sampai Patani Thailand. Keberadaan mereka memiliki andil besar dalam membesarkan agama Islam di kawasan di atas. Untuk daerah uluan beberapa tokoh dapat disebutkan di sini, antara lain: Syekh Syihabuddin bin Abdullah Muhammad, Abd Shamad Al-Palimbani, Kemas Fakhruddin, Sultan Mahmud Badaruddin II, Pangeran Panembahan Bupati, Muhammad Muhyiddin bin Syekh Dyihabuddin, Kemas Muhammad bin Ahmad dan lainnya. Untuk kawasan uluan tercatat nama-nama antara lain: Tuan Tanjung Idrus Salam, Kemas Jambu, Syekh Habibul Hamim (daerah Komering), Bujang Jawe, Penghulu Haji Pidin, Pangeran Abuleman (daerah Rawas). Pihak keraton Kesultanan Palembang juga aktif mengirimkan utusanutusannya untuk mengislamkan dan membina keimanan penduduk uluan. Untuk itu perlu lebih jernih mendudukkan permasalahan pandangan miring bangsa kolonial, dengan memaparkan berbagai bukti yang mendukung atas keberadaan agama Islam di Kesultanan Palembang.
Metadata
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Creators: | Creators Email / ID Num. Yunania, Yunania UNSPECIFIED Farida, Farida UNSPECIFIED |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc > Islam > Islam and culture B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc > Islam > Functionaries. Ulama. ﻋﻠﻤﺎء |
Divisions: | Universiti Teknologi MARA, Perak > Seri Iskandar Campus |
Event Title: | The 9th Regional Symposium of the Malay Archipelago |
Event Dates: | 11-12 December 2012 |
Page Range: | pp. 739-745 |
Keywords: | ulama, pandangan kolonial, bukti |
Date: | 2012 |
URI: | https://ir.uitm.edu.my/id/eprint/50924 |