Ngaji kitab bersama para Kiai Cirebon ‘memaknai jihad Islam’ untuk meraih sukma pancasila / Siti Fatimah M.Hum

Wirdanengsih, Siti Fatimah (2017) Ngaji kitab bersama para Kiai Cirebon ‘memaknai jihad Islam’ untuk meraih sukma pancasila / Siti Fatimah M.Hum. In: 2nd International Islamic Heritage Conference (ISHEC 2017), 14-15 November 2017, Avillion Hotel Melaka.

Abstract

Salah satu makna Pancasila bagi bangsa Indonesia yang sangat heterogin adalah sebagai alat pemersatu. Satu Nusa, satu Bangsa, dan satu bahasa Indonesia. Sejarah telah membuktikan, dengan jiwa Pancasila, Indonesia mampu mengusir penjajah, mampu menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang mengancam perpecahan, persatuan dan kesatuan Republik Indonesia, baik ancaman yang datang dari luar maupun dalam negeri. Tahun-tahun terakhir ini, Indonesia kembali terusik oleh isu-isu yang cenderung mengancam persatuan dan kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya adalah isu pemaknaan secara tekstual terhadap ayat-ayat jihad yang melahirkan pemahaman yang radikal. Pemahamann yang radikal ini menjadi benih munculnya aliran radikalisme di dalam agama, dan terorisme, yang memecah belah umat beragama –Islam- di Indonesia. Permasalahan ini yang melatari dilaksanakannya riset ini. Pertanyaanyang di angkat adalah, apa makna jihad Islam dalam pandangan para Kiai Cirebon dan bagaimana upaya para Kiai dalam memersatukan umat beragama di Indonesia. Tujuan Penelitian ini untuk menggali, mengidentifikasi, dan menjelaskan apa makna jihad Islam dalam pandangan para Kiai Cirebon dan kaitannya dengan upaya mempersatukan umat beragama di Indonesia. Pendekatan riset menggunakan kualitatif-fenomenologis, dengan metode wawancara mendalam, pengamatan, dan dokumentasi.
Hasil Riset: Para Kiai yang menjadi narasumber dari riset ini mayoritas menjelaskan bahwa,yang dimaksud “jihad di dalam Islam” adalah untuk konteks sekarang, di Indonesia yang aman ini, jihad tidak dimaknai “perang”. Jihad dimaknai sebagai usaha yang sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Kewajiban secara fertikal pada Allah dan kewajiban horisontal, dalam kehidupan sehari. Umat beragama dikatakan berjihat jika secara serius menjalankan tugasnya untuk diri sendiri, untuk keluarga, bangsa dan negara, itu makna jihad horisontal. Keihlasan menjalankan tugas dan kewajibannya tersebut pun termasuk jihad fi sabilillah. Jihad perang hanya untuk mempertahankan diri ketika diperangi, pun harus menggunakan etika Islam. Jika musuh sudah menyerah tidak boleh diperangi. Para Kiai Cirebon tidak setuju terhadap perilaku anarkis para teeroris maupun Islam garis keras, meski berdalih membela Islam. Islam itu Rahmatal Lil‘alamin, tidak cocok dibela dengan kekerasan. Di dalam ajaran Pancasila, jihat secara horisontal dan vertikal ini tertuang di dalam sila pertama hingga sila terakhir. Sikap dan pandangan para Kiai Cirebon mengenai makna jihad merupakan realisasi dari ajaran Iskam dan Pancasila, yang mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia.

Metadata

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Creators:
Creators
Email / ID Num.
Wirdanengsih, Siti Fatimah
UNSPECIFIED
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc > Islam > The practice of Islam
Divisions: Universiti Teknologi MARA, Melaka > Alor Gajah Campus
Event Title: 2nd International Islamic Heritage Conference (ISHEC 2017)
Event Dates: 14-15 November 2017
Page Range: pp. 75-99
Keywords: Kiai Cirebon; Jihad
Date: 2017
URI: https://ir.uitm.edu.my/id/eprint/19995
Edit Item
Edit Item

Download

[thumbnail of PRO_SITI FATIMAH M 17.pdf] Text
PRO_SITI FATIMAH M 17.pdf

Download (0B)

ID Number

19995

Indexing

Statistic

Statistic details